Kurikulum 2013 Menarik Minat Media Internasional
02/02/2013 (All day)
Jakarta --- Kurikulum 2013 tidak hanya menjadi incaran media nasional. Media internasional pun tertarik untuk menjadikannya bahan pemberitaan. Televisi internasional Al Jazeera misalnya, yang telah melakukan wawancara eksklusif dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh, di Gedung Kemdikbud, Jum’at (1/02).
Dalam wawancara tersebut, reporter Al Jazeera TV Drew Ambrose, menggali informasi seputar kurikulum 2013 yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Wawancara yang berlangsung kurang lebih selama 60 menit itu berjalan lancar dalam satu kali proses rekaman.
Selama proses tersebut berlangsung, Mendikbud menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan dengan jelas dan lugas. Hasil rekaman ini akan ditayangkan di saluran Al Jazeera pada tanggal 14 Februari 2013 mulai pukul 05.00 WIB. Dan rencananya tayangan tersebut akan diulang sebanyak enam kali di hari yang sama.
Mengawali proses rekaman, Drew melontarkan pertanyaan mengenai respon pemerintah Indonesia terhadap hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMMS) yang menempatkan Indonesia di posisi bawah dalam daftar negara dari segi kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan tersebut ditentukan dengan hasil pembelajaran sains di setiap jenjangnya.
Mendikbud mengatakan, dirinya menyambut baik hasil penelitian tersebut sebagai referensi untuk mengembangkan kurikulum 2013. Dari laporan tersebut diketahui bahwa untuk matematika, sains, dan literasi, rata-rata siswa Indonesia kemampuannya hanya sampai level 3. Setelah dipelajari, hal tersebut dikarenakan ada bagian yang diujikan dalam materi ujian TIMSS dan PISA yang belum diajarkan kepada siswa di Indonesia. Dan dalam pengembangan kurikulum 2013 ini, Kemdikbud mengisi lubang-lubang tersebut untuk meningkatkan kompetensi siswa Indonesia.
“Intinya, Saya menyambut baik hasil penelitian itu sebagai bagian dari cermin untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang ada di indonesia,” katanya.
Mendikbud optimis, dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan Indonesia akan mampu bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Begitu pula dengan hasil penelitian TIMMS dan PISA, Mendikbud yakin Indonesia akan menunjukkan kenaikan positif nantinya. "Indonesia bukan negara yang terisolasi dalam percaturan global. Indonesia adalah bagian dari kelompok dunia itu. Sehingga kompetensi yang kita miliki nantinya harus bisa bersaing dengan kompetensi yang dimiliki oleh negara-negara lain. Disitulah mengapa ukuran-ukuran yang sering dipakai di negara lain pun kami pakai untuk mengembangkan kurikulum di indonesia," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar